Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia. Masjid yang juga mendapat award internasional, atas karya dan desainnya yang unik. Rekomendasi wisata masjid di Sumatera Barat.
Apa kabar, teman-teman?
Kakak Giva, anaknya
adek saya mengaji salah satu Pondok Tahfiz Al Qur’an - Majelis Tazkiyah
Sumatera Barat. Jadi ada pesantren dan juga pengajian. Di Sumatera Barat ini
tersebar cukup banyak juga, termasuk pengajian Kakak Giva di Kota Padang.
Kali itu merupakan
milad kelima, sekaligus wisuda tahfiz tahunan. Pada tahun ini, teman pengajian
Giva ada yang udah ikutan wisuda. Jadilah Giva pingin menghadiri, sekaligus
biar Giva juga makin termotivasi untuk lulus Juz 30-nya. Biar bisa ikut wisuda
tahun depan.
Jadi wisuda tahfiz-nya
ini nggak harus yang udah hapal 1 Al-Qur’an atau 30 Juz. Misal 1 Juz aja udah
bisa ikutan. Nanti lulus Juz berikutnya, bisa ikut wisuda lagi.
Wisuda Tahfiz-nya diadakan
di Masjid Raya. Jadi ibunya Giva ngajak, sekalian main ke Masjid Raya. Bolak-balik
ke Padang biasanya cuman lewat doang, hahah...
Alamat
Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera
Barat ini berada di Jl. Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Padang Utara, Padang,
Sumatera Barat.
Perjalanan dari rumah
Giva sih nggak jauh. Kendaraan yang datang langsung menuju arah belakang. Jadi area masuknya ini di samping. Pengunjung
yang jauh-jauh udah pada nyampe duluan. Bus pariwisata pun berbaris-baris,
namanya juga event se-Sumatera Barat
- di Masjid Raya pula. Jadi anggota keluarga lainnya bisa sekalian berwisata
masjid deh, termasuk saya, haha...
Berkeliling
Area Dalam Masjid Raya Sumatera Barat
Di pintu masuk samping
ini berjejer rak untuk narok sandal dan sepatu. Lalu selurusan dengan area masuk ini ada tempat wudhu. Saya
masuk ke dalamnya. Masya Allah luas banget tempat wudhu-nya. Ada pancuran wudhu
dan tersedia tempat duduk juga dari batu. Mungkin untuk para lansia duduk atau
narok tas.
Toiletnya juga cukup banyak, kemudian ada area untuk ngaca juga. Pokoknya luas banget deh tempat wudhu-nya, cakep bernuansa batu-batu gitu, dan tentunya bersih.
Selesai dari toilet,
saya dan ibunya Giva pun naik. Area
utama masjid-nya ini ada di lantai 2. Tangganya landai, jadi bisa untuk jamaah
yang bawa stroller dan kursi roda.
Sampailah kami di
lantai 2. Oh ya, kalau mau ke lantai 2 ini bisa lewat tangga dari arah depan,
bisa juga lewat tangga samping yang kami lewati ini.
Masuklah kami ke dalam masjid.
Masya Allah luasnyaaa... Konon katanya Masjid Raya ini bisa menampung hingga 20
ribu jamaah. Di area mimbar, ada
hiasan yang bertuliskan Allah.
Lalu pada
langit-langitnya juga nggak kalah cantik. Pada area depan ada tulisan Arab juga, entah Asmahul Husna rasanya. Saya
kurang perhatikan. Kemudian pada area
belakang, ada hiasan kayak baling-baling gitu.
Saya kembali keluar
untuk menuju tangga ke lantai atas. Ada tangga kecil yang melingkar untuk
menuju lantai 3. Pada area ini,
tengahnya dibuat terbuka, untuk bisa melihat mimbar di bawah. Jadi area lantainya di pinggiran
sekelilingnya. Ukiran dindingnya dari kayu, bikin adem juga lihatnya.
Berkeliling
Area Luar Masjid Raya Sumatera Barat
Selesai lihat-lihat
suasana dalam masjid, saya kembali turun untuk berkeliling area luar. Menjelang siang yang udah mulai panas. Saya berjalan ke
sisi kiri, menuju tulisan Masjid Raya Sumatera Barat. Ada semacam taman kecil
di depannya, yang tepat berada di perempatan.
Saya berjalan balik ke
arah tengah, untuk melihat sisi depan masjid. Di area depannya ini ada pepohonan. Lanjut saya berjalan balik ke
arah kanan menuju tangga. Bersebelahan sisi kanannya ada taman dengan
kursi-kursi untuk pengunjung istirahat. Oh ya, di sisi kanan ini juga ada
menara yang tingginya mungkin sampe lantai 3 atau lebih.
Area tangga dan taman ini cantik untuk berfoto-foto. Saya kembali ke atas dengan naik tangga depan yang juga landai. Di area depan lantai 2 ini juga luas banget, untuk berfoto-foto dengan background atap masjid yang berbentuk rumah bagonjong ini.
Di sini salah seorang
pengunjung nyamperin saya,
“Mba’e, boleh minta
tolong fotoin.”
“Oh iya, Ibu.”
“Menaranya kelihatan
ya, Mba’e.”
Selesai berfoto, si ibu
lihat hasilnya. “Waaa... nuwun yo, Mba’e.”
Apa muka saya ini Jawa
sekali ya? Haha...
Berjalan ke area belakang, di sini bus pariwisata
yang gede-gede pun bisa terparkir, saking luasnya. Lalu di pojokan kiri
berjejer kedai makanan dan minuman. Saya tentunya jajan es tebu dong, haha...
Masjid
Raya Sumatera Barat – Cantik dan Uniknya Sampe Mendapat Award Internasional
Masjid Raya Sumatera
Barat ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Mahligai Minang. Ini merupakan
salah satu masjid terbesar yang ada di Indonesia.
Pembangunannya dimulai
sejak tahun 2007, hingga perampungannya pada tahun 2019. Memang nggak langsung
jadi, apalagi dulu Sumatera Barat sempat kena gempa besar kan. Jadi pembangunan
ya terfokus itu dulu.
Masjid Raya ini
bangunannya terbilang unik, karena nggak berbentuk kubah layaknya masjid pada
umumnya. Jadi atapnya ini berbentuk rumah bagonjong yang merupakan rumah adat
Sumatera Barat. Lalu atapnya juga persegi, yang terinspirasi dari kain sorban
Nabi Muhammad saat mengusung batu Hajar Aswad.
Masjid yang cantik ini
merupakan rancangan seorang arsitek, Pak Rizal Muslimin dari PT. Urbane, yang
salah satu pendirinya Kang Ridwal Kamil juga lohh...
Karena bangunannya yang
cantik dan unik ini, Masjid Raya Sumatera Barat ini pun mendapat award internasional dari Abdullatif Al
Fozan Award (AFAMA) atas karya dan desain masjid dari negara-negara dengan penduduk
muslim di dunia. Masya Allah, Indonesia patut berbangga ya, terutama Ranah
Minang ini.
Udah memasuki Dzuhur,
acara puncak Wisuda Tahfiz pun selesai. Saatnya kami pulang. Oh ya, karena
Kakak Giva mau makan siang di mekdi, jadinya kami naik Gocar menuju mekdi
terdekat. Kalau di Kota Padang, mau kemana-mana secara private, ada Gocar ya.
Oke, ini dia cerita
liburan kami ke Masjid Raya Sumatera Barat, sekaligus melihat Wisuda Tahfiz
tahunan. Moga bisa jadi rekomendasi, bagi teman-teman yang pingin traveling ke Sumatera Barat. Makasih
banyak ya udah mampir.
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P