Permainan edukatif nggak melulu tentang menyusun balok atau menyatukan puzzle. Pada permainan tradisional, banyak pula yang bisa mencerdaskan, menyehatkan fisik, serta menguatkan mental anak. Berikut ini beberapa manfaat anak-anak bermain, apa yang mesti diperhatikan dalam memilih permainan anak, serta jenis permainan edukatif apa aja sih, yang bagus untuk menambah kecerdasan anak.
Apa kabar, teman-teman?
Bermain merupakan salah
1 hak anak. Eh sebenernya hak orang dewasa juga yak, haha... Cuma memang dalam
buku PPKn pada materi hak dan kewajiban, disebutkan kalau salah 1 hak yang
diterima anak-anak adalah bermain.
Anak-anak mulai
mengenal dunia permainan, sejak bayi berusia 4 bulan. Cuma biasanya, bayi akan
melakukan permainan dengan baik, pada usia 5 bulan 1 minggu.
Hingga memasuki usia
sekolah pun, yang dipadati dengan jadwal belajar serta PR yang segambreng,
bukan berarti anak-anak langsung dilarang main. Kita pun juga
bakalan stres kali ya, kalau tiap hari dihadapkan rutinitas yang itu-itu
melulu.
Yang terpenting,
buatlah perjanjian pada anak-anak, bahwa mereka boleh main dalam sekian waktu.
Kemudian stop, lanjut kita melakukan kegiatan yang lain.
Nggak mudah memang,
karena karakter anak pun beda-beda. Ada yang sekali dibilangin langsung ngerti,
ada pula yang ayah ibunya sampe ngomel-ngomel dulu, haha... Mamanya murid saya
juga kadang gitu kok, “Udahan mainannyaaa... Miss Nita udah datanggg...”
Haha...
Cuma tetaplah, jangan
larang anak untuk bermain. Karena ada banyak sekali manfaat yang didapat oleh
ananda, melalui permainan edukatif.
Manfaat
Bermain Bagi Bayi, Balita, dan Anak-Anak
Lebih
Relax dan Bahagia
Orang dewasa aja banyak
yang download games pada mobile phone, untuk mengusir suntuk.
Apalagi anak-anak. Dengan bermain, mereka akan lebih relax, terutama yang udah usia sekolah. Ketika anak-anak relax, tentunya mereka akan makin
bahagia.
Melatih
Daya Ingat
Ketika anak udah mulai
bisa ngomong satu persatu kata, biasanya udah mulai bisa dilatih daya ingatnya.
Misalnya nama-nama hewan beserta suaranya, lanjut nama-nama buah dan sayuran.
Yang memudahkan tentu melalui permainan – entah lewat gambar maupun miniatur.
Lebih
Kreatif dan Pintar Memecahkan Masalah
Sejak usia bayi dan
batita pun, anak udah mulai bisa diajarkan untuk lebih kreatif. Kala itu saya
melihat sebuah akun instagram ibu dan anak, kalau anak batitanya lagi main
memindahkan bola-bola ke dalam mangkok yang sesuai warna si bola. Anaknya boleh
menggunakan sumpit, sendok, maupun tangan.
Jadi anak akan berpikir
untuk kreatif dan pintar memecahkan masalah, melalui sebuah permainan.
Lebih
Aktif dan Sehat
Badan yang sehat tentu
harus diimbangi dengan olahraga. Bagi bayi dan batita, olahraga yang dilakukan
juga bisa melalui sebuah permainan. Setidaknya permainan yang bikin anak jadi
lebih aktif bergerak. Misalnya melompat, berjalan, atau berlari.
Melatih
Komunikasi
Menambah kosakata pada
bayi dan batita, tentu harus dilatih dengan mengajarkan berulang. Biar nggak
bosan, belajarnya bisa dilakukan dengan permainan kan. Ini sama dengan
permainan hewan, sayur, dan buah-buahan miniatur.
Lalu untuk balita dan
anak-anak, bisa dilakukan role play atau
percakapan dalam sebuah situasi. Misalnya mainan masak-masakan, bisa untuk role play dalam sebuah restoran.
Melatih
Empati
Ada permainan yang dilakukan
dalam bekerja sama. Ini bisa untuk melatih empati anak untuk tolong menolong.
Di dalam rumah sekalipun juga bisa. Misalnya si anak 1 tim dengan ayah, lalu
ibunya sendiri. Kemudian gantian, anak 1 tim dengan ibunya, ayahnya sendiri.
Atau yang sederhananya,
mengajak anak untuk menolong membereskan mainan sama-sama, selesai bermain.
Belajar
Sportif dan Mengendalikan Emosi
Pada permainan yang dilombakan,
nggak melulu si kakak harus diminta kalah, biar adeknya senang. Bahkan
perlombaan dengan ayah dan ibu pun, ya enggak apa-apa, kalau si anak kalah. Ini
akan melatih mental dia untuk sportif dan mengendalikan emosi, kalau nanti
memasuki dunia bermain dengan teman-teman.
Bounding dengan Orang Tua dan Kakak Adik
Dunia anak-anak adalah
bermain. Jadi untuk menunjukkan kasih sayang pun bisa dilakukan lewat
permainan. Bukan dengan mainannya yang mahal, tapi bermainlah bersama anak-anak
– tanpa ada mobile phone di tangan.
Nggak cuma dengan ayah
ibu aja. Hubungan kakak adik pun juga bisa makin dekat dalam sebuah permainan,
walau ujung-ujungnya kadang nangis juga, kayak Kakak Giva dan Adek Devin,
haha...
Melatih
Kerja Sama
Ada beberapa permainan
yang bisa dilakukan dalam 1 tim. Ini bagus kan untuk melatih kerjasama. Kayak
permainan memindahkan bola ke dalam mangkok dengan warna yang sama, ini bisa
dilakukan sama-sama kan dengan ayah dan ibu, serta kakak.
Menemukan
Minat
Walaupun minat anak
masih berubah-ubah, tapi melalui permainan favoritnya, orang tua bisa
pelan-pelan melihat minat anak sedari awal.
Apa
yang Mesti Diperhatikan Saat Anak Bermain?
Usia
Anak
Permainan untuk bayi,
batita, balita, dan anak-anak, tentu harus dibedakan, dari tingkat pemahaman
anak serta bahayanya.
Jelaskan pada kakak,
kalau ada permainan tertentu yang belum boleh dimainkan sama adeknya. Karena
adek belum paham, adek bisa terjatuh, bisa tertelan, dan sebagainya. Tunggu
sampe usia adek sekian, baru boleh main sama-sama.
Jenis
Permainan
Ada permainan yang bisa
dilakukan sendiri-sendiri, bekerja sama, maupun perlombaan. Imbangi jenis
permainan ini, untuk mencukupi segala kecerdasan, serta kesehatan fisik dan
mental anak.
Waktu
Bermain
Perhatikan waktu
bermain anak. Pilih saat anak masih segar, misal pagi-pagi sehabis makan. Atau
sore ketika ayah ibu pulang kerja. Bisa juga malam sehabis makan malam.
Mengajak anak main
menjelang tidur, terkadang bisa bablas yang bikin anak jadi enggak tidur siang.
Atau jadi malas makan.
Jenis
Permainan Edukatif yang Bagus untuk Anak
Permainan edukatif yang
mencerdaskan, nggak melulu tentang balok-balok yang tersusun tinggi, atau puzzle-puzzle yang berhasil disatukan.
Pada permainan tradisional
kayak congklak, ini bisa melatih anak memecahkan masalah, gerakan tangan, serta
sportif kalau kalah.
Ada beberapa jenis permainan edukatif untuk anak-anak, yang nggak perlu mahal-mahal pula ayah ibu untuk mendapatkannya.
Permainan
Merupakan Pelengkap Kecerdasan
Anyway,
bermain merupakan salah satu cara untuk melengkapi kecerdasan anak, sekaligus
bisa menyehatkan fisik dan mental anak. Setelah dilengkapi nutrisinya dengan
makanan yang bergizi, asupan air putih yang cukup, serta segelas susu hangat
PediaSure.
Kalau Kakak Giva minum
susu pas pagi mau berangkat sekolah, serta malam sebelum sikat gigi menjelang
tidur. Sedangkan Adek Devin lebih sering minum susunya, karena Adek makannya
masih agak susah sih.
Oke, itu dia sharing saya tentang permainan edukatif
untuk kecerdasan anak. Moga bermanfaat bagi teman-teman ya. Makasih banyak ya
udah mampir.
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P