Festival Tabuik merupakan salah satu festival budaya tahunan, yang diadakan tiap bulan Muharram di Pantai Gandoriah, Pariaman, Sumatera Barat. Seperti apa perayaannya, mari simak cerita lengkapnya...
Festival Hoyak Tabuik Pariaman 2022 |
Apa kabar, teman-teman?
Tadinya saya nggak ada
rencana untuk nonton Festival Hoyak Tabuik ini. Lalu ternyata ibu saya udah
ngabarin adek, haha... Jadilah pas tanggal 13 Agustus, adek sekeluarga nginap.
Kemudian besoknya tanggal 14 Agustus 2022, kami pun ke Pantai Gandoriah untuk
nonton Puncak Festival Hoyak Tabuik, horeyyy...
Drama Menuju Pantai Gandoriah
Pantai Gandoriah di Pariaman |
Selepas Ashar, kami pun
bersiap menuju Pantai Gandoriah. Kami memang masih tinggal di area Pariaman, jadi menuju ke Pantai
Gandoriah ini kurang lebih 1 jam deh. Oh ya, 1 jam nya orang kampung, beda lohh
dengan orang Jakarta, haha... Karena di sini nggak pake macet (amat).
Tibalah kami di dekat
jalan menuju Pantai Gandoriah. Ulalaaa... ternyata jalannya dialihkan, pengaruh
dari rame pengunjung juga. Jadilah Ayahnya Giva putar jalan, dan kami pun
melewati perumahan yang lokasinya di belakang pantai. Jalanan dan rumah warga
yang halamannya luas, pada dijadikan tempat parkir pengunjung. Lalu kami pun
udah nggak kebagian parkir, haha...
Tadinya, ya udahlah
nggak usah nonton, kalau memang parkirnya nggak bisa. Lalu Ayah Giva muter lagi
ke Pasar Pariaman. Di depan perkantoran yang tutup, akhirnya bisa parkir,
haha... Lokasinya juga masih di belakang pantai.
Jadilah kami dan
rombongan pengunjung lainnya, berjalan kaki menuju pantai. Oh ya, untuk mobil
memang udah nggak boleh masuk pantai. Udeh kagak muat parkirannya, hahah...
Motor pun yang datangnya udah sore, udah nggak bisa masuk juga. Makanya pada
parkir di perumahan dan pasar. Orang-orang di perumahan pun pada sigap jadi
juru parkir. Namanya udah event
tahunan ya, jadi udah biasa.
Sampe di dalam Pantai
Gandoriah, udah sekitar jam 5an. Kata ibu saya, Tabuik-nya mah udah dibuang. Eh
nggak taunya, dibuangnya itu masih setengah jam-an lagi. Jadi masih bisa nonton
deh...
Sejarah Festival Hoyak Tabuik
Tabuik siap dibuang ke laut // Pic: flickr.com |
Festival Tabuik
merupakan semacam hajatan tahunan di Pariaman, yang diadakan tiap bulan Muharram.
Nggak cuma di Pariaman aja, di Bengkulu pun juga ada festival serupa, yang
disebut dengan Festival Tabot.
Pertama kalinya
Festival Tabuik ini diadakan, yaitu pada tahun 1831. Wow, legend banget ya... Konon menurut sejarahnya, Festival Tabuik
diadakan untuk memperingati hari Asyura, atau gugurnya Husain, cucu Nabi
Muhammad.
Wow, budaya Syiah dong?
Betul! Pertama kalinya Tabuik ini diperkenalkan oleh pasukan Tamil Syiah dari India,
yang mendiami pesisir pantai Pariaman.
Tapi, kalau sekarang
ini,. Festival Tabuik ya untuk dijadikan festival budaya di Pariaman aja. Nggak
ada hubungannya dengan ajaran Syiah lagi. Bahkan masuk dalam kalender pariwisata di
Sumatera Barat.
Makanya pengunjungnya
ini membludak banget. Orang-orang dari berbagai daerah di Sumatera Barat, bahkan
dari daerah tetangga pun pada nonton juga. Wisatawan yang senang dengan
festival budaya pun, biasanya juga berdatangan kok.
Tabuik
– Tentang Peti Mati yang Diusung oleh Buraq
Salah satu tabuik yang dihoyak |
Menurut sejarahnya,
Tabuik ini istilahnya peti mati atau keranda Husain, yang diusung oleh buraq di
atasnya – kuda bersayap dengan kepala manusia.
Sekali lagi, kalau
sekarang mah cuma untuk festival budaya aja. Tabuik ini dibikin dari kayu.
Bagian bawahnya kayak kotak aja, trus bagian atasnya baru bentuk kuda bersayap
dengan bentuk kepala orang.
Tabuik ini tinggi banget, pemirsahhh... Oh ya, Tabuik ini ada sepasang, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Awalnya Tabuik ini cuman satu, yaitu Tabuik Pasa aja. Lalu pada tahun 1915, dicarilah pasangannya, hahah... Dinamakanlah dia Tabuik Subarang. Tabuik Pasa dibuatnya di daerah sisi selatan Pantai Gandoriah. Lalu Tabuik Subarang dibuat di sisi utaranya.
Prosesinya dimulai
sejak tanggal 1 Muharram, hingga puncaknya pada tanggal 10 Muharram. Tapi
biasanya disesuaikan juga sih, misalnya kayak kemarin diadakan pas hari Minggu
atau hari libur.
Festival Hoyak Tabuik Pariaman 2022
Sepasang tabuik dihoyak |
Mungkin karena udah 2 tahun
vakum juga, jadi penonton Festival Tabuik ini luar biasa banyaknya.
Selain menonton Tabuik
yang dihoyak - diangkat tinggi-tinggi sembari digoyang-goyangkan, ada panggung
utama untuk menghibur pengunjung. Buat yang familiar dengan penyanyi lokal
Minang, mungkin pada akrab nih dengan penyanyinya, hehe...
Bazaar pun juga ada di area panggung. Cuma kami memang dirinya
jauh-jauh aja sih. Karena makin dekat ke arah Tabuik, makin kagak bisa napas
lah saking padatnya orang, haha...
Makin menuju jam 6
petang, sepasang Tabuik ini makin dihoyak maju menuju pantai. Hingga akhirnya
tepat pada jam 6, Tabuik pun dibuang ke tepian pantai.
Pengunjung yang
membludak, tentu membawa kebahagiaan juga untuk para pedagang di Pantai
Gandoriah. Abang-abang mainan, penuh dah semua mainannya diisi sama pasukan
bocah, haha...
Sampe Giva pun nggak jadi main, haha... Untungnya ini bocah masih bisa dibujuk, “Ya udah Giva jajan permen kapas aja deh.” Orang lagi sibuk lihat Tabuik mau ditenggelamkan, Giva mah sibuk jajan permen kapas, hahah...
Begitupun dengan kedai
dan gerobakan makanan dan minuman, mainan, serta jualan lainnya. Rame juga
dihampiri pengunjung.
Kalau misalnya ada yang bilang, hah? Kayak gitu doang aja ditonton? Haha... Mungkin sama dengan kayak orang Jakarta dan sekitarnya, yang nonton Festival Kembang Api pas malam tahun baru di Monas. Saya pun pernah. Kami nonton kembang api, nonton musik, dan jajan. Lalu orang-orang yang punya anak, bocah-bocahnya pada main atau beli mainan. Kayak gitu doang? Yes, but we are happy...
Oke, itu dia cerita
saya sewaktu nonton Festival Hoyak Tabuik Pariaman 2022. Mana tau menjadi
agenda liburan teman-teman di tahun depan, untuk liburan ke Sumatera Barat sembari nonton puncak Festival Hoyak Tabuik di Pantai Gandoriah, Pariaman. Makasih banyak ya udah mampir...
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P