Tiga tahun menjalani puasa saat pandemi, di 3 tempat yang berbeda pula, menghadirkan pengalaman dan kenangan yang luar biasa untuk saya. Termasuk menjaga tubuh biar tetap sehat, dalam menjalani puasa saat pandemi. Izinkan saya berbagi cerita serta tipsnya dalam #BPNRamadan2022
Tetap sehat berpuasa saat pandemi |
Apa kabar, teman-teman?
Masya Allah, nggak
nyangka kalau di tahun 2022 ini merupakan tahun ketiga, kita semua menjalani
puasa saat pandemi. Tiap orang tentu memiliki cerita masing-masing, dalam
menghadapi Ramadan di tengah pandemi. Terlebih pada tahun pertama saat 2020
dulu ya...
Begitupun dengan saya,
yang dengan takdir Allah, saya diizinkan untuk menikmati Ramadan di tempat yang
berbeda, selama 3 tahun belakangan ini. Betapa pengalaman, sekaligus kenangan
yang akan menjadi cerita, setidaknya untuk diri sendiri bahwa saya pernah
melewati Ramadan dengan suasana yang tiba-tiba berubah, dengan berjualan
rendang frozen yang nggak pernah
terpikir dalam benak saya, hingga pada tahun ini saya menikmati Ramadan di
kampung. Yang terakhir ini lebih-lebih enggak pernah terlintas sama sekali di
pikiran saya.
Puasa
Saat Pandemi di Tahun 2020
Pertama kalinya menjalani puasa di rumah aja |
Pekan ketiga di bulan
Maret 2020. Kala itu dengan ditayangkan di TV, gubernur kami Pak Anies Baswedan
mengumumkan bahwa Jakarta memasuki darurat Covid-19. Yang tadinya kami pikir,
semua akan terlewati hingga 2 minggu aja, ternyata terus berkepanjangan hingga
memasuki Ramadan, yang rasanya pada bulan Mei kala itu.
Kalau biasanya selepas
Ashar itu, Jakarta mulai diramaikan oleh warganya yang pingin ngabuburit, saat
itu udah dilarang. Kita tetap boleh kok keluar untuk membeli gorengan, kolak,
asinan, dan berbagai jualan takjil lainnya. Tapi nggak boleh jajannya
bergerombol, apalagi nongkrong-nongkrong. Jadi selesai beli jajanan takjil,
udah langsung pulang.
Saya memang nggak
pernah menjalani ngabuburit. Membeli takjil pun biasanya lebih ke ibu-ibu
penjual gorengan yang keliling aja.
Selain itu, Ramadan pun
terasa sepi karena tarawih yang juga nggak diizinkan, karena kita mesti sebisa
mungkin nggak berdekatan dengan orang lain kan. Ada memang masjid yang tetap
melaksanakan tarawih dengan berjarak, ada juga yang enggak mengadakan sama
sekali.
Masjid tempat saya
biasa sholat, termasuk yang enggak mengadakan sama sekali.
Oh ya, kala itu sejak
awal April, saya udah nggak lagi ngajar, lalu banting stir menjualan nasi
dimsum, tandem dengan adek sepupu yang berjualan ayam geprek.
Dimsum pake nasi?
Iyesss... ketika Ramadan, ini laku, biasanya untuk menu anak-anak.
Puasa
Saat Pandemi tahun 2021
Menjalani puasa dengan berjualan frozen food |
Karena ada beberapa
hal, saya pun memutuskan untuk ngontrak rumah sendiri. Hemm... mungkin lebih
tepatnya kos ya, cuma area-nya
lumayan besar, jadi bisa untuk saya berjualan masakan.
Sejak remaja saya
memang dipaksa untuk belajar masak sama almarhumah nenek, haha... Terutama
masakan Minang. Bukan masakan yang asal matang, tapi rasa dan tampilannya harus
sesuai dengan standar nenek, hahahhh...
“Mana tau, nanti bisa
dagang nasi...” Begitu pesan nenek, yang dulu beliau pun sempat berjualan Nasi
Padang.
Takdir Allah juga,
terlintas di pikiran saya untuk berjualan masakan Padang sebagai penyambung
hidup. Bukan berjualan nasi, tapi frozen
food.
Jadilah Ramadan saya
diisi dengan bangun pagi, dengan mata yang masih sepet, haha... Saya berangkat
ke pasar untuk membeli daging, ayam, ikan, cabe, serta bumbu untuk bahan
berjualan.
Saya berangkat dan
pulang dengan berjalan kaki, dengan jarak rumah dan pasar kurang lebih 4 ribu
langkah. Jadi walau lagi puasa pun, tetap saya olahraga yang ringan-ringan.
Tiap weekend dan menuju lebaran, pasar pun
makin rame. Baik pedagang mau pembeli, masuk pasarnya harus pake masker. Pasar
yang saya datangi memang pasar modern di dalam komplek. Jadi dalam waktu tertentu,
akan ada sidak.
Kalau pas weekend, sebisa mungkin saya hindari ke
pasar. Kalaupun memang harus ke pasar juga, saya berangkat pagi-pagi banget.
Pulang, masukkin belanjaan ke chiller,
lanjut tidur, hahahhh...
Ramadan yang membawa
berkah. Dulu saya berjualan rendang frozen
aja hampir 10 kilo. Belum dengan masakan yang lain, Alhamdulillah... Kalau
orang bilang, bikin rendang itu capek banget, menjelang lebaran saya masak
hampir tiap hari, haha...
Kalau teman-teman
mungkin ada yang terpikir mau bisnis rendang frozen juga, bisa mampir ke tulisan ini ya -) Sharing Bisnis Rendang Frozen Online
Puasa
Saat Pandemi di Tahun 2022
Menjalani puasa di Ranah Minang |
Sejak lebaran tahun
lalu, karena udah ada tanda-tanda Covid dengan variant terbaru akan mewabah, saya memutuskan untuk pulang kampung
aja di pekan kedua Juni. Karena saya sendirian, saya khawatir seandainya kena
Covid, siapa yang saya mau dimintain tolong.
Hidup di kampung yang
terus berlanjut sampe sekarang, hehe... Saya pun merasakan bagaimana suasana di
kampung ini menjelang Ramadan. Mulai dari tradisi malamang, alias memasak
lemang untuk hidangan pengajian menyambut Ramadan. Hingga marandang, alias
memasak rendang untuk puasa hari pertama.
Mari mampir juga di
tulisan #BPNRamadan2022 saya di hari pertama kemarin -) Marandang, tradisi memasak rendang untuk puasa hari pertama
Tips Menjalani Puasa Saat Pandemi
Makan sayur saat berpuasa |
Sebenernya menjalani
puasa saat pandemi atau enggak, buat saya ya nggak jauh beda. Cuma mungkin
kalau menghadapi Ramadan saat Covid yang masih belum mereda, jaga kondisi
tubuhnya harus lebih.
Ini dia beberapa tips dalam
menjalani puasa saat pandemi:
Minum Air Putih
Sejak Shubuh hingga
Maghrib tiba, badan kita udah nggak ketemu yang namanya air putih. Jadi begitu
bedug Maghrib hingga memasuki sahur, tinggal kita atur minum air putihnya, biar
mencukupi.
Saya kalau udah kena
dehidrasi, karena air putih yang kurang dari hari ke hari selama puasa, saat
puasa beberapa hari aja udah langsung kena sakit kepala, bahkan demam yang
bikin puasanya bisa berhenti dulu karena harus makan obat dan banyak minum.
Apalagi kalau buka
puasanya minum dingin, uwww... alamat kena pilek dan demam juga beberapa hari
kemudian.
Minum air putih juga
saya imbangi dengan makan buah yang mengandung banyak air. Untuk tambahan biar
tubuhnya makin tercukupi kebutuhan mineralnya.
Perbanyak Kebutuhan
Protein Nabati
Protein memang salah
satu yang bikin tubuh kita jadi kenyang selama berpuasa. Makanya disarankan
juga untuk mengkonsumsi protein nabati saat berbuka puasa dan santap sahur.
Protein nabati bisa
didapat dari sayuran, kacang-kacangan termasuk tahu tempe ya, begitupun dengan
susu kedelai.
Salah satu masakan
sayuran berkuah yang sering saya masak adalah -) Sop Padang
Konsumsi Lemak Baik
Terkadang ada orang
takut sekali makan lemak. Padahal dalam makanan yang mengandung lemak juga ada
yang jenis lemak baik. Ini ternyata juga bagus ya dikonsumsi untuk orang-orang
yang berpuasa. Karena lemak kan memang bisa menjadi cadangan energi ya, biar
nggak lemas juga.
Contoh makanan yang
mengandung lemak baik adalah ikan, telur, alpukat, keju, yogurt, bji-bijian dan kacang-kacangan, minyak zaitun,
kelapa serta minyak kelapa.
Hindari Makanan dan
Minuman Manis Berlebih
Kalau berbuka puasa itu
kan emang enak banget ya minum teh manis, sirup, atau es buah susu. Apalagi
dingin, hehe... Begitupun dengan takjil manis kayak kolak, lopis, dan cemilan
manis lainnya.
Tentu kita dibolehkan
untuk menikmati hidangan yang manis ketika berbuka puasa. Tapi tentunya harus
diingat jangan sampe bablas. Karena makanan dan minuman yang manis juga kan,
salah satunya bisa bikin kita obesitas.
Kalau saya untuk nggak
begitu suka makanan manis. Jadi biasanya hidangan manisnya itu ya dari teh
manis aja.
Tidur yang Cukup
Saya terbilang susah
tidur. Apalagi kalau udah Ramadan yang mesti terbangun untuk sahur. Sebagai
gantinya, saya sempatkan tidur siang. Selama bulan puasa, biasanya memang libur
ngajar sih. Makanya jadi punya waktu untuk tidur siang, hehe...
Walaupun sebenernya
tidur yang benar itu ya full 6 – 8 jam ya, bukan dicicil, haha...
Untuk teman-teman yang full officer gimana? Ya udah berarti
waktu tidurnya dipercepat, karena mesti bangun saat sahur kan.
Olahraga
Biasa dibilang kalau
selama berpuasa, jalan kaki saya memang vakum. Tapi ketika ada libur month
period, ini saya isi dengan berjalan kaki. Lumayan kan jadi dalam sebulan itu
nggak vakum sama sekali.
Oh ya, dengan rajin
berjalan kaki pula, Alhamdulillah saya hampir nggak pernah kena keram selama
month period. Makanya berjalan kaki sampe 10 ribu langkah pun, saya bisa. Yang
penting harus bawa minum.
Nah kalau lagi puasa
gimana? Masa minum di jalan, haha... Jalan kakinya sekitar rumah aja. Trus
belok ke rumah dulu untuk minum, kemudian jalan kaki lagi.
Minum Suplemen Bila
Perlu
Tiap orang ada kondisi
tubuhnya masing-masing. Jadi suplemen yang dibutuhkan pun berbeda-beda. Kalau
saya lebih ke suplemen untuk penambah darah sih. Kalau vitamin C lebih ke makan
buah aja.
Jangan Stres
Lalu ini yang
terpenting. Sebisa mungkin kita melewati Ramadan hingga lebaran dengan hati
yang tenang. Mungkin teman udah pada beli baju lebaran, haha... Sementara kita
untuk menu buka puasa dan sahur aja megap-megap. Ya nggak apa-apa sih, jangan
dibawa stres juga, haha...
Oke, ini dia cerita
saya dalam menjalani puasa saat pandemi. Sebagai salinan cerita diri sendiri,
yang mungkin ada manfaatnya bagi teman-teman. Makasih banyak ya udah mampir...
Pendukung materi:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-tarakan/baca-artikel/13843/Tips-Berpuasa-Saat-Pandemi-Covid-19.html
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P