Berpuasa seharusnya menyehatkan. Lalu, ketika berpuasa malah mendatangkan nyeri lambung, artinya ada yang salah dalam menjaga sistem pencernaan ketika berbuka puasa hingga sahur. Bersama new Enzyplex, ini dia beberapa tips berpuasa nyaman tanpa dispepsia.
Apa kabar, teman-teman?
Sedari kecil dulu,
rasanya moment yang paling
ditunggu-tunggu ketika berpuasa adalah menunggu waktu berbuka puasa ya, haha...
Selepas Ashar, entah berapa kali rasanya saya bolak balik melirik meja makan,
ketika satu persatu takjil mulai dibariskan, begitupun masakan makan malam yang
disiapkan oleh almarhumah nenek.
Nggak melulu memasak
sendiri. Sekali waktu, selepas Ashar pula saya diajak almarhumah nenek atau
tante, untuk membeli takjil atau masakan. Saya pun boleh memilih 1 atau 2
cemilan takjil yang saya suka. Melihat hamparan kue manis maupun gorengan,
makin bertambah nggak sabar lah saya menunggu waktu berbuka puasa, haha...
Oh ya, semasa kecil
dulu, saya memang terbiasa berbuka puasa di rumah, dan rumah almarhumah nenek
dulu selalu rame dengan om dan tante, serta sepupu yang berbuka puasa
sama-sama.
Lalu hingga dewasa,
setelah nenek nggak ada, saya lah yang terbiasa menyajikan takjil maupun
masakan. Kalau memang lagi nggak ada jadwal mengajar, atau kegiatan yang
mengharuskan saya berbuka puasa di luar rumah.
Moment
berbuka puasa tetaplah yang paling saya tunggu-tunggu, karena menjelang
Maghrib, om tante serta sepupu ada aja yang berdatangan ke rumah, untuk berbuka
puasa bersama. Rumah kami memang berdekatan, makanya lebih enak untuk berbuka
puasa sama-sama aja.
Sekali waktu, saya juga
berbuka puasa di luar rumah. Biasanya saya bukber kalau memang ada event blogger, atau urusan lain yang
berkenaan dengan pekerjaan. Kalau cuma untuk sekedar ketemuan sama teman,
sedari awal selalu saya tolak. Ntar aja ya... kita ketemuan pas Syawal aja.
Bukannya sombong,
haha... Tapi rasanya beberapa tahun belakangan berpuasa, tiap puasa itu seharian
saya selalu mual. Jadi kalau bukan untuk mengajar atau ada event blogger, lebih baik saya di rumah aja, karena mual itu ya kadang
bikin pusing juga.
Lalu tibalah waktu
berbuka puasa. Setelah makan, mual itu bukan berarti langsung hilang. Bahkan
terkadang suka kembung atau begah. Bukan berarti saya makan sekali habrekk,
hahah... No, saya nggak bisa makan
sekali banyak kok.
Tapi tentunya, ada pola
makan dan gaya hidup lainnya yang nyatanya salah selama menjalani puasa.
Makanya, puasa yang seharusnya menyehatkan, kok malah jadi punya rasa mual
bahkan sampe muntah kadang. Belum lagi pusing dan kembung juga.
Senin, 24 April 2022
lalu, bersama teman-teman dari Indonesian Food Blogger, saya pun menyimak IG
Live yang diadakan oleh new Enzyplex – suplemen enzim untuk penyeimbang lambung.
Bertema tentang “How to
Manage Dyspepsia during Ramadan with Enzyme Supplementation”, kami pun belajar
banyak tentang berpuasa yang sehat, serta berbuka puasa dan sahur yang nyaman
tanpa terkena dispepsia.
Bersama narasumber yang
luar biasa kece. Ada siapa aja...
dr. Michael Reo –
Medical Senior Manager PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
dr. Jeffri Aloys
Gunawan, SpPD, CHt, FINASIM – Spesialis Penyakit Dalam
Fiona – Food Blogger
Mengenal
tentang Dispepsia
Dispepsia merupakan
sekumpulan gejala berupa nyeri, atau rasa enggak enak pada perut bagian atas,
yang terjadinya itu menetap atau berulang kali.
Kalau dr. Michael
bilang, dispepsia bahasa awamnya itu sakit maag.
Gejalanya itu bisa rasa
begah ketika makan, cepat kenyang, kembung, sendawa berulang, nafsu makan
menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas. Ini terjadinya bisa dalam waktu 3
bulan terakhir, dengan awal mula gejala yang timbul itu kisaran 6 bulan
sebelumnya.
Trus kalo misalnya kita
emang punya salah 1 gejala di atas, apa udah pasti kita punya dispepsia? Belum
tentu. Makanya perlu diperiksa dulu, untuk menentukan apa memang kena
dispepsia, gerd, tukak lambung, dan kondisi lambung lainnya ya. Gitu kata dr.
Jeff.
Lanjut dr. Jeff
menjelaskan, kalau puasa di bulan Ramadan selama 12 jam ini kan masuknya ke intermittent fasting. Semacam nggak makan
minum dalam waktu yang cukup panjang.
Ini sebenernya bagus
untuk kesehatan pencernaan kita. Kalau biasanya sejak pagi pun, lambung kita
udah bekerja mengolah sarapan, lanjut sampe kantor lahap cemilan di kantin,
haha... Begitu pun makan siang, cemilan sore, hingga malam. Bahkan menjelang
tidur pun masih mamam martabak, hahah... Nah ketika puasa, selama 12 jam ini
lambung jadi istirahat.
Selain itu, dengan
berpuasa selama 12 jam, makanan dan cemilan yang kita santap juga jadi
berkurang kan waktunya. Nggak dipungkiri, salah satu yang bikin obesitas atau
BB naik itu kan, karena hobi menyantap cemilan yang tinggi kalori ya, dalam waktu
yang sering selama seharian.
Kemudian, dengan
berpuasa selama 12 jam juga, waktu makan jadi teratur kan. Ini juga berpengaruh
dengan pencernaan yang jadi nggak kewalahan bekerja.
Allah tentu punya
alasan, kenapa kita diperintahkan untuk berpuasa. Salah satunya ya untuk
menyehatkan pencernaan juga.
Nah kalau seharusnya
puasa itu menyehatkan, tapi kenapa kok malah ada yang tetap kena dispepsia
selama berpuasa, terutama ketika berbuka puasa ataupun sahur.
Ketika
Enzim dalam Lambung Nggak Seimbang
Ini kembali lagi kita
belajar Science atau IPA tentang
sistem pencernaan ya, haha... Jadi dalam lambung itu ada 2 faktor, yaitu faktor
offensive (menyerang) dan defensive (membela).
Faktor offensive ini yang bikin jadi asam
lambung, ada bakteri pylori, serta gerd yang kalau udah mencapai kerongkongan,
mulut pun jadi terasa asam.
Sementara untuk faktor deffensive ini merupakan enzim yang
membantu lambung biar nggak nyeri, atau terkena gerd yang kalau udah naik sampe
ke mulut, ini bisa bikin bau mulut juga.
Tentunya kalau mau
sehat, faktor deffensive-nya yang
mesti lebih besar kan. Nah masalahnya, terkadang ketika kita berbuka puasa itu
terlalu fokus di kalori yang tinggi, misalnya makanan yang full karbo atau lemak. Udah gitu, begitu buka puasa, langsung porsinya
segambreng.
Otomatis enzim
pencernaannya jadi kewalahan kan. Ini juga yang bikin enzim pencernaan yang deffensive jadi berkurang, dan jadi
nggak seimbang deh.
Kok banyak makan malah
enzim mencernanya jadi berkurang? Ya kalau bekerjanya nggak maksimal, tentunya
kan jadi berkurang ya...
Oh iya, kembali kita
mengingat pelajaran Science tentang
enzim pencernaan ya. Jadi di dalam pankreas itu kan ada 3 enzim:
Enzim amilase, yang
mencerna karbohidrat.
Enzim lipase, yang
mencerna lemak.
Enzim protease, yang
mencerna protein.
Ketika kita berbuka
puasa dalam kalori tinggi yang sekali habrekkk, ini yang bikin ketiga enzim ini
nggak bisa tercerna dengan baik. Bisa menumpuk di usus, diubah menjadi bakteri,
kemudian menjadi gas.
Makanya perut jadi
kembung. Usus lambungnya juga bisa jadi bengkak. Kemudian gasnya itu naik ke
kerongkongan, lalu ke mulut, makanya bisa jadi bikin bau mulut juga.
Solusi
untuk Berpuasa Puasa Nyaman tanpa Dispepsia
“Dok, saya kalo makan
tetap porsi cantik kok. Tapi yang namanya buka puasa itu, I can’t live without gorengan. Katanya nggak bagus juga ya
buat kesehatan?”
dr. Jeff bilang,
menjaga kesehatan bukan berarti kita nggak boleh makan ini itu. Karena salah
satu yang membahagiakan dalam hidup ini... ya makan makanan yang kita suka,
haha...
Apalagi berbuka puasa
ya. Bukan berarti harus makanan mewah yang mahal, tapi kayak gorengan bersambel
kacang pun juga udah masuk kasta tertinggi dalam dunia pertakjilan kan, haha...
Jadi yang disarankan
dr. Michael maupun dr. Jeff adalah... bijaklah dalam mengkonsumi menu berbuka
puasa dan sahur. Makan gorengan boleh kok, tapi ya dibatasi. Misalnya setelah
makan kurma atau buah potong.
Ini
dia, tips untuk berbuka puasa yang nyaman tanpa dispepsia:
Berbuka puasalah dengan
minuman hangat dan kurma, atau buah potong.
Bisa dilanjutkan dengan
takjil kesukaan kita, baik takjil manis maupun gorengan dalam porsi secukupnya.
Perhatikan menu gizi
seimbang dalam menu takjil, makan malam, serta sahur. Serta bijak mengkonsumsi
menu yang asam dan pedas.
Jangan berbuka puasa
langsung dalam porsi besar. Bagi yang pingin makan di restoran all you can eat, baiknya memang untuk
makan malam aja, biar nggak terburu-buru juga kita menyantap ini itu dalam
waktu cepat karena nggak mau rugi.
Jangan langsung tidur
setelah makan sahur. Bahkan setelah sholat Shubuh pun, nggak disarankan untuk
tidur. Iyehhh... susah emang, hahahah... Tapi harus kita usahakan juga nih.
Lalu untuk
menyeimbangkan enzim pencernaan, bila perlu bisa mengkonsumsi new Enzyplex.
Berkenalan
dengan new Enzyplex – Suplemen Enzim untuk Penyeimbang Lambung
Tadinya saya kira ini
juga obat maag loh, ternyata new Enzyplex ini merupakan suplemen enzim untuk
menyeimbangkan lambung, yang dibutuhkan oleh orang-orang yang punya dispepsia.
Karena suplemen enzim,
jadi new Enzyplex ini mengandung 3 enzim serta beberapa vitamin lainnya, yang
gunanya tentu untuk menambah enzim penyeimbang lambung.
Jadi bukan obat yang
nantinya mungkin punya efek samping tertentu ya. Tapi suplemen penambah enzim,
yang ketika dimakan akan dicerna oleh lambung kemudian habis.
Nah kalau obat kan
biasanya dimakan ketika sebelum atau setelah makan, sementara new Enzyplex ini
dimakannya sembari kita makan juga. Jadinya setelah makan itu, kita nggak akan
merasa kembung, begah, mual, atau nyeri dan sebagainya.
Siapa
Aja yang Boleh Mengkonsumsi new Enzyplex?
New Enzyplex ini
tentunya ditujukan untuk orang-orang yang punya dispepsia ya. Tapi kalau
misalnya, apa boleh untuk anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, nah ini sebaiknya
memang dikonsultasikan ke dokter aja ya. Biar lebih jelas kan.
Oh ya, konsumsinya 1
atau 2 tablet ketika makan atau sesudah makan. Dr. Michael menyarankan untuk
dikonsumsi ketika makan.
Tempat
Penjualan new Enzyplex
Ini saya beli di toko
obat. Teman-teman saya juga ada yang membeli new Enzyplex ini di apotek dan di
minimarket pun biasanya juga menjual suplemen ya.
Harga
new Enzyplex
Untuk kemasan 1 pack isi 4 tablet ini, saya beli seharga
Rp. 10 ribu. Kalau beda tempat, mungkin harganya ada selisih sedikit ya,
kisaran Rp. 8 ribu – Rp. 10 ribuan.
Oke, ini dia sharing saya sehabis nonton IG Live-nya
new Enzyplex bersama Indonesian Food Blogger. Makasih banyak untuk dr. Michael
dan dr. Jeff, yang bikin saya jadi belajar banyak tentang menjaga kesehatan
lambung selama berpuasa. Moga pada puasa selanjutnya, saya udah nggak merasakan
mual lagi ketika berpuasa, maupun saat berbuka puasa.
Makasih juga Kakak
Fiona yang udah mewakili kita-kita dari Indonesian Food Blogger. Memasak dan
kulineran memang menjadi napas kita ya, sebagai food blogger, haha... Makanya kita pun mesti belajar banyak tentang
menjaga kesehatan, di samping hobi kulineran kita.
Moga menjadi manfaat bagi teman-teman juga ya. Makasih banyak ya udah mampir...
Artikel ini diikutsertakan dalam Enzyplex Writing Competition bersama Indonesian Food Blogger
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P