Ada banyak tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan pada beberapa daerah di Indonesia. Kalau di Sumatera Barat, orang Minang terbiasa menyambut puasa hari pertama dengan marandang, alias memasak rendang.
Tradisi memasak rendang di Sumatera Barat saat hari pertama puasa Ramadan |
Apa kabar, teman-teman?
Sepanjang hidup saya,
baru pada tahun ini saya akan merasakan Ramadan di kampung. Iya, setelah
bertahun-tahun hidup di tanah rantau ibukota, selepas lebaran tahun lalu, saya
memutuskan untuk pulang kampung.
Menjadi orang kampung,
pelan-pelan saya mengenal dan belajar tentang adat dan budaya yang ada di
Sumatera Barat. Termasuk juga tradisi orang-orang Minang ketika menyambut
Ramadan, khususnya pada puasa hari pertama.
Walaupun Ramadan memang
masuknya ke hari besar Islam, tapi tetaplah disambut secara adat juga. Karena
memang adat Minang itu ya nggak lepas dari ajaran Islam.
Malamang
– Tradisi Memasak Lemang untuk Menyambut Ramadan
Malamang - tradisi memasak lemang di Sumatera Barat untuk menyambut puasa |
Di ranah Minang,
tradisi menyambut bulan suci Ramadan itu salah satunya adalah dengan malamang,
alias memasak lemang. Memang nggak semua rumah atau keluarga mengadakan sih.
Ibu saya pun nggak malamang untuk menyambut bulan puasa kok.
Jadi beberapa hari
menjelang Ramadan itu diadakan semacam pengajian atau selametan, dengan
mengundang guru mengaji dan sanak saudara. Berdoa bersama, kemudian disuguhkan
lamang serta makanan khas Minang lainnya.
Lamang Tapai |
Kemarin itu ada dari
pihak keluarga bapak saya yang mengadakan. Karena acaranya malam banget,
jadinya saya nggak datang, hehe... Tapi tetap dong saya makan lamang ketan dan
lamang kanji, yang memang udah dibungkusin untuk sanak saudara terdekat.
Huuuwww... Nita ye
emang, ngajinya nggak mau, makan lamangnya semangat, haha...
Cerita tentang Malamang
juga sebelumnya udah pernah saya tulis. Yuk mampir juga ya ke -) Malamang, Tradisi Memasak Lemang di Sumatera Barat
Marandang – Tradisi Memasak Rendang di Sumatera Barat untuk Puasa Hari Pertama
Memasak rendang menggunakan kayu bakar |
Bagi orang Minang,
rendang itu nggak cuma sekedar masakan, tapi bisa dibilang menjadi bagian dari
adat. Karena rendang itu memang udah ada, sejak pertama kalinya acara adat
Minangkabau diadakan, yaitu pada abad ke-8. Udah lama banget kan ya... Untuk
cerita lengkapnya, bisa mampir ke -) Mengenal Rendang Darek dan Rendang Pasisia aja ya...
Adat dan tradisi itu
terus dilestarikan sampe sekarang. Nggak cuma untuk acara adat aja, tapi juga untuk
memperingati hari besar Islam, termasuk menyambut puasa hari pertama di bulan
Ramadan ini.
Walau biasanya menjelang
Ramadan itu harga daging sapi jadi mahal, begitupun dengan cabe dan rempah
lainnya yang suka ikutan mahal, tapi para ibu tetaplah mengusahakan untuk
marandang.
Berapa
Banyak Rendang yang Dimasak?
Memasak rendang untuk menyambut Ramadan |
Banyaknya tentu
disesuaikan dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Kalau memang anggota
keluarganya sedikit, ada yang memasaknya setengah kilo aja. Bisa dicampur
kentang bulat yang kecil-kecil, kacang merah, atau singkong goreng yang dipotong
dadu keci-kecil. Cukuplah untuk makan pada puasa hari pertama.
Jenis olahan rendangnya pun juga bisa disesuaikan kok. Misalnya keluarga maunya rendang ayam aja, rendang bebek, atau yang lainnya. Tapi memang yang umumnya dimasak itu ya rendang daging sapi.
Oh ya, kalau teman-teman mau memasak rendang ayam, bisa mampir ke link ini aja ya -) Resep Rendang Ayam Padang menggunakan Ayam Negeri
Ada pula para ibu yang
memasak rendang cukup banyak, karena untuk dikirim ke anaknya yang tinggal di tanah
rantau. Terutama anak-anak kos nih, siapa yang suka dikirimin rendang sama ibunya,
tiap menjelang puasa...
Rendang khas Minang
yang dimasak secara tradisional, minimal dengan kompor gas selama 4 jam lebih lamanya hingga kering kehitaman, ini bisa awet hingga
beberapa hari. Jadi untuk anak kos yang nggak bisa masak, tentu memudahkan
ya...
Tapi saya nggak pernah
loh dikirimin rendang sama ibu saya, hahahhh... Karena saya kan tinggal sama
almarhumah nenek. Jadi tiap menyambut Ramadan pun, nenek juga marandang. Walau
hidup bertahun-tahun di tanah rantau, tapi tradisi Minang itu sebisa mungkin
nenek lakukan.
Cara
Memasak Rendang untuk Menyambut Ramadan
Rendang khas Minang yang dicampur dengan kentang |
Biasanya untuk para ibu
yang memasak rendang cukup banyak, apalagi untuk dikirimin ke anak-anak di
tanah rantau, rendangnya dimasak menggunakan kayu bakar. Karena rendang yang dimasak
dengan kayu bakar ini bisa awet hingga berbulan-bulan lamanya.
Cuma kami nggak pernah
sih makan rendang yang sampe berbulan-bulan. Udah cepet abis, bokkk...
hahahahhh...
Lalu kalau cuma sedikit
sih ya pake kompor gas aja. Termasuk saya yang bukan ibu-ibu ini, hahahahhh...
Yang penting teknik memasaknya tepat, rendang pun bisa kering kehitaman dan
awet untuk beberapa hari.
Keuntungan
dari Marandang alias Memasak Rendang untuk Menyambut Ramadan
Randang Baralek - rendang yang disajikan di acara pesta pernikahan |
Melestarikan Adat
Karena rendang bagi
orang Minang merupakan bagian dari adat, jadi dengan memasak rendang pada
perayaan adat dan hari-hari besar Islam, tentu juga merupakan salah satu cara
kami untuk melestarikan adat.
Di samping itu, mungkin
karena memang udah kebiasaan dari kecil juga. Jadi ketika puasa hari pertama itu, makan sahur pertama ya enaknya pake rendang, haha...
Jadi walaupun masak
rendang itu lama, tekniknya mesti tepat, tetaplah para ibu orang Minang
bersemangat untuk memasak rendang. Termasuk saya yang bukan ibu-ibu, haha...
Bisa untuk Disantap
Beberapa Hari
Biasanya orang memasak
rendang itu dalam jumlah yang agak banyak, misalnya 1 kilo deh. Kalau rumah
yang warganya sedikit, rasanya nggak mungkin juga langsung abis pas puasa hari
pertama, hahahhh...
Ini makanya, walau
memasaknya lama, tapi setidaknya besok atau lusa udah nggak perlu menyiapkan
lauk lagi. Palingan tinggal masak sayur aja ya.
Ungkapan Cinta Seorang
Ibu
Mengirimkan rendang
pada anak-anak yang tinggal di tanah rantau, merupakan salah satu cara seorang ibu untuk menunjukkan bahwa anak-anak selalu di hatinya. Walau memang berkumpul di
rumah nggak bisa tergantikan, tapi setidaknya rendang buatan ibu bisa mewakili.
Ini makanya seorang ibu
rela bercapek-capek memasak rendang, kemudian mengirimkannya untuk anak-anak.
Walau kalau cuma untuk makan rendang aja, toh si anak bisa membeli sepotong
demi sepotong di warung nasi Padang.
Tapi sekali lagi, bagi
orang Minang, rendang bukan cuma sekedar makanan...
Bagi teman-teman yang
mungkin mau memasak rendang juga untuk puasa hari pertama, saya udah nulis
resep dan tekhnik memasaknya ya. Rendang Pasisia dari kampung kami di Pariaman.
Yuk mampir -) Resep Rendang Padang Pariaman
Oke, ini dia cerita
saya tentang puasa hari pertama, yang akan saya lewati di kampung ini. Moga
menambah wawasan teman-teman juga ya, akan tradisi menyambut Ramadan di
Sumatera Barat. Makasih banyak ya udah mampir...
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P