Berdasarkan bumbunya, rendang dibedakan menjadi 2 versi, yaitu Rendang Darek dan Rendang Pasisia. Nah yang teman-teman biasa makan, kira-kira rendang versi yang mana yaaa... Yuk simak cara membedakannya. Serta apa pula persamaannya antara Rendang Darek dan Rendang Pasisia.
Apa kabar, teman-teman?
Rendang merupakan
kuliner khas Minang dari olahan daging sapi, yang dimasak dengan santan, cabe,
rempah, serta dedaunan dalam waktu yang cukup lamaaa... Mulai dari 4 jam, hingga bahkan ada yang memasak rendang hingga 8 jam lamanya. Macam orang kantoran aja yak, kerja sampe 8 jam, haha...
"Ah, enggak kok, Nit. Gue masak rendang pake panci orang kaya. Sejam aja udah mateng."
Iya, betul. Sekarang ini makin banyak teknologi yang bikin masak rendang jadi makin cepet. Taaapiii... Kalo rendang yang mau diwetkan, misalnya buat dibawa traveling, nah ini mesti dimasak dengan api pelan dalam kisaran waktu antara 4 jam atau lebih. Bahkan rendang yang bisa awet berbulan-bulan itu, dimasaknya pake kayu bakar.
Selain daging sapi, ada
beragam jenis olahan yang bisa dijadikan rendang, mulai dari rendang ayam, bebek, bahkan rendang
dari sayuran dan dedaunan pun ada.
Rendang beragam
jenisnya, iya... kalau dilihat dari olahan utamanya. Tapi kalau berdasarkan
bumbunya, rendang itu dibedakan menjadi 2 versi, yaitu Rendang Darek dan
Rendang Pasisia. Apa sih bedanya kedua rendang tersebut?
Tulisan ini juga untuk
teman-teman yang masih bingung. Kok kalo lihat resep rendang si A, bumbunya
begini, sementara si B bumbunya begitu. Padahal kan sesama orang Minang,
hehe...
Oh ya, sebelumnya saya cuma
mau mengingatkan. Kalau memang dari tulisan ini ada yang perlu dikoreksi, atau
mungkin ditambahkan, tentu saya sangat berbesar hati. Saya cuma orang keturunan
Minang yang dibesarkan di tanah Betawi. Jadi jauh lebih rendah lah pemahaman saya tentang alam
dan adat Minangkabau, dibanding teman-teman.
Namun mohon disampaikan
dengan kalimat yang santun ya. Karena orang yang paham adat dan budaya, tentu
akan jauh lebih pintar berbicara dan menulis yang lebih beradat dan berbudaya, okayyy...
Mengenal
Rendang Darek
Darek (bacanya Dare’),
kalau dalam bahasa Indonesia artinya darat. Wilayah daratan yang membentang di
Bukit Barisan. Singkatnya, Darek ini merupakan wilayah pegunungan atau dataran
tinggi.
Kalau teman-teman
pernah mendengar atau berkunjung ke Bukittinggi, Agam, Padang Panjang,
Payakumbuh, Tanah Datar, nah di sanalah wilayah Darek itu.
Jadi kalau Randang
Darek atau Rendang Darek itu, ya rendang yang dimasak atau resep asli dari
Urang Darek. Orang-orang yang tinggal di daerah pegunungan.
Rendang itu udah ada
sejak pertama kalinya perayaan adat Minangkabau diadakan. Yaitu pada abad ke-8,
sebelum orang-orang India datang ke daerah pesisir. Seperti yang dikutip dari buku Rendang: Juara Masakan Terlezat Sedunia Versi CNN Go.
Jadi bisa dibilang,
asal mula rendang itu ya dari wilayah Darek ini, yang di sana pula awal dari
sejarah Minangkabau.
Mengenal
Rendang Pasisia
Sedangkan Pasisia,
kalau dalam bahasa Indonesia artinya pesisir. Wilayah yang berada di pesisir
pantai.
Kalau teman-teman
pernah mendengar atau berkunjung ke (Kota) Padang, Pariaman, Pasaman, nah ini
daerah pesisir pantai ya.
Jadi kalau Randang
Pasisia atau Rendang Pasisia, merupakan rendang yang dimasak atau resep asli Urang
Pasisia. Orag-orang yang tinggal di daerah pesisir pantai.
Pada abad ke-14,
orang-orang India mulai berdatangan ke daerah pesisir barat. Tentu kita banyak
tau ya, kalau masakan India itu punya aroma rempah yang tajam. Nah ini juga
yang mempengaruhi asal mula Rendang Pasisia, yang menggunakan lebih banyak
rempah.
Bedanya
Rendang Darek dan Rendang Pasisia
Saya tau kalau pada
beberapa daerah atau kampung di Sumatera Barat ini, bumbu tambahan untuk memasak rendang itu ada yang
berbeda-beda, tapi tetap satu jua... rendang yang kering kehitaman dan kagak
pake gula, haha...
Tapi saya pun baru tau,
kalau secara bumbu yang otentik tempo doeloe, rendang itu terbagi menjadi 2
versi, yaitu Rendang Darek dan Rendang Pasisia.
Ini dia beberapa
bedanya, antara Rendang Darek dan Rendang Pasisia:
Rendang Darek, Warnanya
Lebih Hitam Pekat
Rendang Minang memang
tampilannya kering dan warnanya pun kehitaman. Tapi Rendang Darek ini memiliki
warna hitam yang lebih pekat. Warna hitam yang medok ini ada pula yang karena
menggunakan jinten hitam.
Rendang Pasisia,
Warnanya Hitam Kemerahan
Rendang Pasisia pun
warnanya juga kehitaman, tapi terbilang hitam kemerahan. Ini karena Rendang
Pasisia menggunakan cabe giling yang lebih banyak. Rasanya pun juga lebih
pedas dibanding Rendang Darek.
Umumnya rendang yang
kita jumpai di warung Nasi Padang adalah Rendang Pasisia ya...
Kalau untuk sekarang
ini, kembali lagi pada bahan-bahan yang digunakan ya, serta cara masaknya. Misal masaknya belum
kering amat, tentu warnanya belum kehitaman. Atau kalau cabenya sedikit, warnanya
juga jadi nggak hitam kemerahan.
Rendang Darek, Bumbunya
Lebih Simple
Kala itu nggak sengaja
saya melihat video Rendang Urang Darek, milik akun Cook Like Kayka. Kagetlah
saya melihat Uni Kayka masak Rendang Darek yang bumbunya jauh lebih simple, haha...
Lalu pas baca
komen dari beberapa orang yang tinggal di Bukittinggi dan daerah Darek
lainnya, mereka pun juga bilang, kalau resep keluarga mereka juga kurang lebih sama
kok kayak gitu.
Jadi Rendang Darek itu
cuma pake bumbu utama aja, yaitu bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas,
serta cabe. Kemudian dedaunannya ada daun jeruk, daun kunyit, dan sereh yang
diiris halus. Santan serta garam.
Udah, jadi nggak pake rempah-rempah kering gitu. Cara masak yang bertahap, ini yang bikin rendangnya jadi makin enak. Lalu karena bumbunya ini lebih simple, Rendang Darek pun terasa lebih light.
Tapi kembali lagi,
seiring waktu berjalan, pada beberapa daerah atau kampung pun juga ada bumbu
tambahan lainnya ya.
Saya pernah dilihatin sama
teman, mama mertuanya orang Bukittinggi, ngasih resep rendang yang rempahnya
jauh lebih bererot dari yang saya masak, haha...
Untuk resep Rendang
Darek, teman-teman bisa intip di akun youtube
Cook Like Kayka langsung aja ya.
Rendang Pasisia,
Rempahnya Lebih Beragam
Jadi selain bumbu
utama, untuk Rendang Pasisia ini menggunakan beberapa rempah kering yang
kecil-kecil, disangrai sampe wangi, trus digiling halus.
Untuk resep Rendang
Pasisia yang saya buat, dari resep keluarga nenek dan ibu saya, bisa dikepoin
di sini ya -) Resep Rendang Hitam Padang Pariaman
Rendang Darek, Rasanya
Gurih Agak Manis
Rendang Darek punya
rasa yang gurih agak manis. Ini bukan pake gula ya, tapi memang rasa kelapa di
daerah sana yang gurih agak manis.
Tentu ini kalau
rendangnya dimasak di sana langsung, atau kita beli rendang langsung dari
daerah sana.
Jadi selain bumbu,
kelapa juga menentukan kualitas rendang yang dimasak ya. Dan yang nggak kalah
penting, tentu tekhnik memasaknya.
Rendang Pasisia,
Rasanya Lebih Pedas
Rendang Pasisia memang
menggunakan cabe giling yang lebih banyak. Jadi rasanya pun lebih pedas.
Cuma kalau kita untuk
masak rumahan, tentu disesuaikan dengan selera masing-masing ya. Kalau kita
kagak demen pedes, masa iya harus dipaksa masak rendang yang pedes, haha...
Jadi untuk sekarang
ini, pedas atau enggaknya ya tergantung dari penggunaan cabe gilingnya ya...
Rendang Darek,
Ditambahkan Kentang Kecil
Nah ini salah satu yang
menjadi keunikan Rendang Darek adalah, adanya kentang kecil atau talas yang
dicampurkan ke dalam potongan daging rendang.
Tapi kembali lagi,
seiring waktu berjalan juga, kami pun orang Pariaman sering memasak rendang
yang dicampurkan dengan kentang kecil atau kacang merah. Kedua ini direbus
lebih dulu, lalu ketika rendangnya udah mau matang, bisa dicampurkan.
Adapula yang
menambahkan singkong atau talas yang dipotong dadu, kemudian digoreng dulu
sebelum dicampurkan ke dalam rendang yang udah mau matang.
Persamaan
Rendang Darek dan Rendang Pasisia
Tadi di atas saya juga
udah nulis, kalau pada beberapa daerah atau kampung, bumbu tambahan untuk
memasak rendang itu ada yang beda-beda. Tapi tentu ada beberapa persamaannya. Namanya
juga sama-sama masakan Minang ya, hehe...
Ini dia beberapa
persamaan Rendang Darek dan Rendang Pasisia:
Bumbunya Nggak Ditumis
Baik rendang maupun gulai, toh rendang juga awalnya dari gulai kan, ini bumbunya nggak ditumis. Jadi bumbu, cabe, dan dedaunan dimasak barengan santan. Setelah santannya mendidih banget, barulah daging dimasukkan.
Adapula yang bumbu dan
cabe itu diaduk dengan daging, atau setengah diaduk dan setengah lagi dimasak
barengan santan dan dedaunan.
Jadi yang terpenting,
bumbu dan cabe, serta dedaunan itu nggak ditumis pake minyak ya...
Nggak Pake Gula
Memang udah menjadi
budaya, atau cara memasak yang turun temurun, kalau masakan Minang itu memang
nggak menggunakan gula. Termasuk juga dengan rendang.
Karena masakan Minang
itu kan lebih ke citarasa yang pedas ya...
Dimasak Hingga Kering
kehitaman
Rendang memang melewati
3 tahap, yaitu gulai – kalio – rendang. Kalio merupakan gulai yang kuahnya udah
mengental, atau orang-orang suka menyebutnya rendang basah.
Jadi kalau orang Minang itu mengenal rendang ya cuma 1, bukan rendang basah dan
kering ya, hehe...
Rendang tentunya setelah
proses akhir, ketika bumbu udah kering dan warnanya pun kehitaman.
Oke, ini dia bedanya
antara Rendang Darek dan Rendang Pasisia. Moga bisa menambah wawasan kita di
dunia kuliner Indonesia ya, terutama bagi teman-teman yang penyuka rendang. Makasih banyak ya
udah mampir...
Pendukung materi:
2 Versi Rendang padang Asli Minang -) https://youtu.be/Riw9vYsgVtQ
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P