Museum Rumah Adat Baanjuang – rekomendasi wisata sejarah di Sumatera Barat, untuk melihat rumah tradisional khas Minangkabau, serta beragam koleksi benda bersejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Minang di masa lalu.
Apa kabar, teman-teman?
Segala hal yang modern,
serta berbagai kemudahan yang kita dapat pada zaman sekarang, tentu nggak lepas
dari kehidupan di zaman dulu yang masih serba tradisional kan. Begitupun dengan
kehidupan masyarakat Minangkabau. Mulai dari cara memasak, bikin rumah, hingga
kesenian dan budaya lainnya, semuanya bisa terlihat di dalam megahnya Rumah
Gadang yang dijadikan Museum Rumah Adat Baanjuang.
Alamat
dan Jam Buka Rumah Adat Baanjuang Bukittinggi
Rumah Adat Baanjuang ini
memang masih 1 area dengan Taman
Marga Satwa & Budaya Kinantan, atau yang lebih dikenal dengan Kebun Binatang Bukittinggi yang berada di Jl. Cindua Mato, Benteng Pasar Atas, Guguk Panjang,
Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Karena memang berada di
dalam Kebun Binatang Bukittinggi juga, jadi jam bukanya mungkin mengikuti jam
operasional kebun binatang juga, yaitu setiap hari mulai dari jam 8 pagi hingga
jam 6 sore. Kok mungkin sih, Nit? Ya saya kan nggak tau, hehe...
Harga
Tiket Masuk Rumah Adat Baanjuang Bukittinggi
Karena pas lihat
akuarium raksasa ada tiket masuknya, tadinya pikir saya, Museum Rumah Adat
Baanjuang ini juga dikenakan tiket masuk. Dan ternyata enggak kok. Jadi udah
sekalian beli tiket masuk Kebun Binatang Bukittinggi aja ya...
Sejarah
Museum Rumah Adat Baanjuang Bukittinggi – Rumah Adat Minang yang Dibangun oleh
Orang Belanda
Selain kebun binatang,
ternyata Museum Rumah Adat Baanjuang inipun juga salah satu peninggalan Belanda
lohh. Keren yaaa... Museum ini dibangun pas tanggal 1 Juli 1935, oleh Modelar
Countrolleur yang merupakan kebangsaan Belanda.
Awalnya museum ini
dinamakan Museum Baanjuang. Kemudian diganti menjadi Museum Bundo Kanduang.
Setelah itu pada tahun 2005, namanya menjadi Museum Rumah Adat Baanjuang, yang
dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi.
Museum rumah adat ini
dibangun macam Rumah Gadang dengan anjung di sayap kanan dan kirinya. Atapnya
terbuat dari ijuk, lalu dindingnya dibikin dari bahan kayu dan bambu. Serta
lantainya dibuat dari kayu. Kemudian di halamannya juga ada rangkiang, alias
lumbung padi khas Minangkabau.
Ada Apa Aja di dalam Museum Rumah Adat Baanjuang?
Karena Giva nggak mau
diajak masuk, jadilah saya masuk sendiri ke dalam museum ini. Dengan menaiki
beberapa anak tangga, lalu di sisi kiri dan kanan ada rak sepatu. Kita copot
dulu sandal atau sepatunya sebelum masuk.
Tadinya pas saya diri
di depan pintu masuk, ada tulisan, “Museum ditutup sementara.” Kayaknya karena
memang sebelumnya gerimis deh, takut kotor juga kan. Tapi pas saya lagi diri,
lalu petugas yang jaga meja depan pun membuka pintunya.
Horeyyy... kirain emang
udah jam tutup. Saya udah sedih aja, karena belum tentu mau ke sana dalam waktu
dekat lagi kan, haha...
Museum Rumah Adat
Baanjuang ini ada 2 lantai. Pada lantai utama, kita bisa lihat-lihat tentang
miniatur Rumah Gadang. Eh ternyata Rumah Gadang itu ada beberapa model juga ya,
saya baru tau...
Lalu ada juga koleksi
pakaian adat khas Minang yang dipajang, maupun di dalam lemari. Katanya yang di
dalam lemari ini bisa dicobain, kalau ada yang mau foto-foto pake pakaian adat
Minang.
Trus ada juga mini pelaminan
khas Minang. Ada Al-Qur’an juga yang kertasnya udah menguning, dan miniatur
surau.
Lanjut saya turun ke
lantai bawah. Jadi museum ini ada 2 lantai, yaitu lantai utama dan lantai
bawah. Turun ke lantai bawah, saya pun mendapati 2 harimau. Saya nggak tau, apa
itu harimau yang diawetkan atau miniatur, karena nggak boleh dipegang kan, dan
saya lupa juga baca keterangannya.
Nah kalau di lantai
lantai bawah ini, miniaturnya lebih lengkap. Ada koleksi mini arsitektur
tradisional, perabotan rumah tangga, peralatan kerja, serta kesenian dan
lainnya yang dibikinnya dari kuningan, ukiran, dan juga keramik.
Ternyata ada juga hewan
yang diawetkan di museum ini, kayak kerbau berkepala dua dan berkaki delapan,
wow... Trus ada juga kambing bermuka dua. Karena di lantai bawah ini saya nggak
keliling amat, takut sih karena pas saya ke lantai ini cuma sendirian, haha...
Jadi nggak lihat ada hewat yang diawetkan ini.
Oh iya, di lantai bawah ini saya juga lihat tulisan-tulisan besar tentang Minangkabau, serta silsilah kekerabatannya yang jujur... saya pun juga nggak ngerti amat, hehe... Makanya seneng saya, bisa belajar budaya dan adat dengan berwisata sejarah kayak gini.
Oke, ini dia cerita saya sewaktu mengunjungi Museum Rumah Adat Baanjuang. Moga bisa jadi rekomendasi bagi teman-teman yang lagi hunting tempat wisata sejarah Minang, maupun wisata keluarga di Sumatera Barat. Makasih banyak ya udah mampir...
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P