Rekomendasi menu wisata kuliner khas Minang ketika traveling ke Sumatera Barat.
Ketupat Sayur Padang |
Apa kabar, teman-teman?
Tinggal di lingkungan
yang perpaduan orang-orang perantau Minang dan juga Betawi asli, bikin saya
cukup familiar dengan kedua kulinernya. Termasuk juga ketika pingin beli sarapan.
Tinggal tukar-tukar aja, antara Ketupat Sayur Betawi yang khas dengan sayur
godognya, dengan Ketupat Sayur Padang yang biasanya campuran gulai nangka dan
gulai buncis – plus kerupuk merah.
Lalu sekarang karena
lagi tinggal di kampung, makin familiar lah saya dengan sarapan Ketupat Sayur
Padang, haha... Bukan untuk membandingkan, tapi boleh ya kalau saya berbagi
cerita tentang Ketupat Sayur Padang yang biasa saya jumpai di sini.
Jadi kalau misalnya
setelah pandemi nanti, mungkin teman-teman ada yang pingin traveling ke Sumatera Barat, jangan malah mikir, “Ah kalau cuma
Ketupat Sayur Padang mah di Jakarta juga banyak.” Haha... tetap dong rasanya berbeda
dengan Ketupat Sayur Padang yang biasa dijual di Jakarta atau daerah lainnya.
Ketupat
Sayur Padang di Ranah Minang
Sama dengan di Jakarta,
ketupat sayur yang kalau di sini disebutnya “katupek” (dibacanya: katupe'), juga biasa dijumpai pada
waktu sarapan. Biasanya mulai jam 6 pagi pun, kedai katupek ini akan dipenuhi
oleh bapak-bapak. Ada juga kedai katupek yang dipenuhi oleh genk ibu-ibu,
haha...
Hayooo tebak, kedai
mana yang lebih meriah, haha... Kalau saya genk bungkus aja dah. Karena kedai
katupeknya ada di samping rumah, makanya saya kalau beli selalu bawa piring,
biar cantik kalau difoto, hehe...
Dari beberapa Ketupat
Sayur Padang yang udah saya cobain, kurang lebih ini persamaannya – sekaligus bedanya
dengan Ketupat Sayur Padang yang biasa saya jumpai di Jakarta.
Kuah
Gulainya Lebih Pekat
Ketupat Sayur Padang
yang saya jumpai di sini, kuah gulainya memang lebih pekat. Jadi macam kuah
gulai yang biasa kita santap dengan nasi, di warung nasi Padang. Selain
disesuaikan dengan selera masyarakat sekitar, mungkin pengaruh harga kelapa yang
terbilang cukup terjangkau, karena kelapa memang tumbuh sedemikian suburnya di
Ranah Minang ini.
Kuah
Gulainya Lebih Pedas
Kuliner Minang memang
terkenal pedas dan bersantan ya. Kalau misalnya di Jakarta, kuliner Minang
rasanya nggak begitu pedas, tentunya disesuaikan dengan selera masyarakat yang
beragam.
Begitupun dengan
Ketupat Sayur Padang di Ranah Minang ini. Kuah gulainya lebih pedas, tapi ya
nggak kelewat pedas juga sih.
Harganya
Lebih Murah
Sewaktu masih jamannya
ke sini untuk mudik, pernah saya beli katupek di warung sebelah rumah dengan
bawa uang 10 ribu. Mau beli katupek, trus lihat sala lauak. Itu yang bola-bola.
Jadilah saya bilang,
“Maaf uangnya kurang
ya. Bentar balik lagi.”
“Ini masih kembali,
Kak.”
Hahhh? Ternyata
harganya katupeknya cuma Rp. 5 ribu. Sala lauaknya 2 cuma seribu. Jadi uangnya
masih kembali kan, hahah... Maap biasa beli ketupat sayur Padang kisaran Rp. 10 ribu.
Ini wajar kok, karena kalau di rantau kan semuanya dibeli dengan harga yang lebih mahal. Bahkan kedai atau rumah pun boleh nyewa pula. Tentunya harga jual jadi lebih mahal.
Ketupatnya
Cuma Dibelah Dua
Ini mungkin dari sisi
presentasinya ya. Jadi ketupatnya itu nggak dipotong-potong, tapi cuma dibelah
2 aja. Ketupatnya nggak terlalu besar, jadi biasanya dalam sepiring itu ada 2
ketupat yang dibelah 2.
Ragam Ketupat Sayur Padang yang Saya Jumpai di Ranah Minang
Sebenernya ada beberapa
Ketupat Sayur Padang dengan gulai yang nggak kalah maknyusnya. Tapi ini yang udah
pernah saya cobain aja ya. Ada apa ajaaa...
Katupek
Gulai Cubadak
Ketupat Gulai Nangka - Katupek Gulai Cubadak |
Gulai Cubadak
(dibacanya cubada’) ini merupakan sebutan untuk gulai sayur nangka. Kuah
gulainya ini lebih pekat santannya dan warnanya juga lebih gelap ya, karena
biasanya pakai bumbu rempah yang untuk masak Gulai Kambing Padang. Ditambah
lagi rasanya yang cukup pedas, tentunya ini katupek favorit saya kalau pulang
kampung dulu.
Di warung yang ini,
katupeknya memang nggak pakai kerupuk merah. Kurang lengkap memang ya, hehe...
Tapi karena kuah gulainya yang enak banget, makanya saya seneng aja belinya.
Katupek
Gulai Paku
Ketupat Gulai Pakis - Katupek Gulai Paku |
Betapa kerennya kuliner
Minang, paku pun bisa digulai, haha... Gulai paku ini sebutan untuk gulai
pakis. Makin ke sini, kalau di Jakarta, saya udah makin jarang makan ketupat
yang sayurnya gulai pakis. Bahkan mau beli pakis di pasar pun agak susah.
Makanya pas pulang
kampung, langsung hunting katupek
gulai paku alias gulai pakis ini. Ketupat sayur pakis gulai kuning yang pekat dan
pedas. Kalau ini di kedai samping rumah, pakai kerupuk merah.
Ini biasanya sayurnya
dicampur bihun goreng kecap. Karena saya cuma minta pakai sayur pakis aja,
jadilah dijual cuma Rp. 4 ribu. Wow, padahal kalau harganya nggak dikurangi pun
nggak apa-apa. Maaf saya pun bakulan makanan juga, jadi sama-sama tau capeknya,
hehe...
Katupek
Sayur Mie
Ketupat Sayur Mie - Katupek Mie |
Ini sebenernya sih mie-nya cuma tambahan aja. Tetap mereka pakai 1 atau 2 sayur. Katupek yang ini
saya beli pas jalan kaki pagi dekat Pantai Tiram. Ketupat sayur dengan gulai
buncis dan nangka, plus dikasih mie dan kerupuk merah. Itu kerupuk kuningnya sih beli terpisah.
Ini cukup unik sih buat
saya, ketupat sayur yang dimakan pake mie kuning, hehe... Enak juga ternyata
ya...
Lupa ini harganya, tapi
kayaknya sama aja sih...
Katupek
Pical
Ketupat Pical - Katupek Pical |
“Itu gado-gado ya?”
Tanya saya pas pulang kampung dulu, sewaktu mampir ke kedai sebelah rumah, ngelihat
ada tumpukan sayuran dan kuah kacang.
“Bukan, Kak. Katupek
Pical.”
Hehhh... apaan itu? Haha...
Cuss lah cobain aja.
Katupek Pical, ya
semacam ketupat pecel. Sayurannya ada kol mentah yang diiris halus, kacang
panjang rebus, mie kuning, dan sayuran lainnya. Nggak lupa dilengkapi dengan
kerupuk merah. Lalu kuah kacangnya itu lebih mirip ke kuah gado-gado yang
dominan pedasnya. Bumbunya ada rasa kapulaganya juga.
Katupek Pical ini
harganya Rp. 5 ribu juga.
Kalau di semua foto
katupeknya ada bola-bola sala lauak, itu belinya terpisah. Karena buat saya,
nggak lengkap makan katupek kalau nggak ada sala lauaknya, haha...
Untuk harga, mungkin di
daerah lainnya bisa beda. Karena ini kan di kedai-kedai kampung sekitar rumah,
jadinya ya cukup terjangkau. Tapi tentunya, kualitas rasa tetap maknyuss
dong...
Makasih banyak, teman-teman udah mampir. Selesai pandemi nanti, mari traveling ke Sumatera Barat, dan icip-icip katupek di sini yaaa...
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P