Apa kabar, teman-teman?
Pergi ke bioskop
merupakan salah satu cara saya untuk menikmati libur lebaran. Sama kayak
tahun-tahun sebelumnya, yang namanya film pas lebaran gini jadi bikin bingung mau
nonton yang mana dulu, karena hampir semua pada selera saya.
Pada lebaran tahun ini,
saya dan 2 teman memutuskan nonton Surat Kecil untuk Tuhan dulu. Berangkatlah
kami ke Cipinang XXI di Mall Cipinang Indah yang nggak nyampe setengah jam dari
rumah. Asyik kan jadi warga Cipinang, ada bioskop dan mall yang nggak jauh dari
rumah, haha...
Jumat siang menjadi pilihan
kami biar enggak rame amat. Dan ternyata rencana kami tepat. Begitu nyampe,
langsung beli tiket tanpa ngantri, trus capcus menuju studio 4. Lima menit
duduk, pintu studio pun langsung dibuka, yeayyy..
Setengah satu teng,
film pun akhirnya dimulai. Keseruan dari cerita filmnya cuma bisa dinikmati
dengan nonton langsung ya. Kalau tulisan ini sih cuma sharing saya hasil nonton
filmnya.
Film yang
Berfokus Pada Alur Cerita
Kalau saya nggak salah
lihat ya, film ini bisa ditonton mulai dari 13 tahun. Walau ada scene tentang
Angel jatuh cinta lantas memutuskan untuk bertunangan, Surat Kecil untuk Tuhan
bukanlah film yang dikit-dikit nyosor-nyosor, haha...
Jadi buat kita-kita
yang kurang demen atau bahkan kagak demen nonton film yang kebanyakan nyosor-nyosornya ketimbang alur
ceritanya, film ini pas banget untuk ditonton.
Setting
Sesuai dengan alur ceritanya,
film ini lebih banyak setting-nya di lokasi kumuh daaaannn... di Sidney. Ini
yang bikin mupeng. Naik boat-nya pulakkk yang dilihatin, haha...
Oh ya, film ini pakai terjemahan bahasa Inggris juga ya.
Para Casts-nya
Surat Kecil untuk Tuhan
ini memang bertabur pemain yang luar biasa malang melintas di jagad perbioskopan.
Untuk casts anak-anak pun juga nggak kalah keren.
Tadinya saya pikir, Anton
dan Angel itu kakak adek, karena kedekatannya kuat banget. Lihat si Angel,
walau mukanya dibikin lusuh tapi tetap cantik banget ya adek yang satu ini.
Untuk kakak Anton juga total banget.
Selama nonton jadi
mikir, siapa sih guru acting-nya kedua anak ini, haha... Acting-nya memang
natural banget.
Awal Cerita yang Nggak
Pake Basa Basi
Begitu film ini
dimulai, penonton pun langsung dihadapkan dengan scene yang mencekam. Seneng
kalau nonton film yang nggak pake basa basi gini.
Buat kita-kita yang
belum baca novelnya, dialog di awal cerita ini cukup langsung menjelaskan bahwa
Anton dan Angel merupakan sosok yang mewakili anak-anak yang udah ditinggal
ayah ibunya semasa kecil.
Beruntunglah anak-anak
yang pada akhirnya dirawat oleh om tante atau kakek nenek dengan penuh kasih
sayang, karena nggak begitu dengan yang dihadapi Anton dan Angel.
Teruntuk kamu, kamu,
dan kamu yang baper kelas akut cuma karena nggak difolbek, nggak di-like balik,
blognya nggak dikunjungi balik, tontonlah film ini. Ada sosok Anton, lelaki
kecil yang permasalahan hidupnya jauh lebih berat.
Sebanyak apapun air
mata yang menumpah, semenjerit apapun meminta orang-tua kembali hidup, semuanya
nggak akan pernah terjadi. Yang bisa dilakukan hanyalah meneruskan hidup dan
menjaga amanah seorang adik perempuan.
Bapermu cuma masalah medsos nggak ada apa-apanya kan, hahah...
Tak Tau Caranya
Bersyukur Setelah Makan, Tontonlah Film Ini
Saya sendiri nggak
peduli dengan orang yang selalu mengeluh gagal diet, lebaran bikin badan
lebar-an, berat badan naik 5 kilo, dan kalimat mengeluh lainnya setelah 2 menit lambungnya terisi
makanan enak. Bahkan ada yang terkesan menyalahkan makanan sebagai biang keladi
atas melarnya badan mereka.
Tapi ketika
kalimat-kalimat itu mereka curhatkan pada saya, sorry to say... I just no
comment. Tonton aja film ini, biar tau, ada seorang kakak yang punya uang hanya
untuk semangkok bubur, lalu dia menahan lapar biar adiknya kenyang duluan.
Pada scene yang lain
juga digambarkan Anton dan Angel yang dikasih jatah nasi putih dengan sepotong
tempe, lalu dia kasih tempenya buat Angel, biar Angel lebih kuat (karena lagi
sakit) seandainya makan nasi dengan 2 potong tempe.
Ketika makan kita-kita
lebih dari ini, yuk mari kita makan secukupnya, lantas bersyukur
sebanyak-banyaknya...
Sejauh Apapun Berpijak,
Keluarga Merupakan Tempat Kembali
Angel, pada akhirnya
menjadi anak adopsi pasangan Indonesia – Aussie. 15 tahun terpisah dengan Anton
dan hidup super bahagia di Aussie. Iyalah super bahagia. Saya naik perahu di
Clarke Quay aja noraknya sampe sekarang nggak hilang-hilang, haha... Apalagi
bisa naik perahu di Aussie. Ah ini setting yang di river kelewat keren
pokoknya...
Tapi ya... bagi sebagian
orang... sejauh apapun kakinya berpijak, keluarga merupakan tempat untuk
kembali. Walau udah memiliki Mommy Daddy yang ngasih kehidupan super layak,
tapi bagi Angel tetap ada yang hilang selama 15 tahun. Anton, satu-satunya
keluarga yang entah di mana kehidupannya sekarang.
Berpindah dari Aussie
ke Indonesia menjadi pilihan Angel demi bisa mendapat kabar tentang Anton.
Yesss... pada akhirnya apa yang dicari Angel dengan penuh susah payah pun
berhasil didapat, dengan cara yang nggak terduga.
Scene yang kembali
mengingatkan tentang keihklasan hidup. Bertemu dengan bahagia tentu menjadi
pilihan awal. Tapi ketika yang terjadi malah sebaliknya, ya mesti diterima
juga.
Film yang Nggak Cuma untuk
Hiburan
Pokoknya ada banyak hal
dari film ini yang bisa mengingatkan kita-kita tentang tentang rasa syukur
serta empati pada sesama. Yang saya tulis sih cuma sebagian kecil aja.
Selebihnya bisa teman-teman nonton langsung aja ya.
Secara keseluruhan,
buat saya Surat Kecil untuk Tuhan ini nggak ada kurangnya. Walau ada
beberapa dialog yang bikin saya bisa menebak alur selanjutnya, tapi secara
keseluruhan, twist-nya juara banget.
Anyway, terima kasih Falcon Pictures udah bikin film sebagus ini. Nggak cuma ditonton untuk hiburan aja, tapi juga banyak nasihat yang didapat.
Moga karya selanjutnya
minimal sama bagusnya ya. Dari bintang 1 sampai bintang 5, saya kasih bintang 6.
Abis nonton |
Edit:
Sebelumnya ada bagian yang saya tulis, seandainya film ini ditonton oleh anak-anak di bawah 13 tahun. Awalnya saya tulis, silakan dipertimbangkan aja dengan membaca pesan moralnya serta tonton juga trailer-nya yang memang ada kekerasan pada anak-anak.
Tapi setelah kabarnya ada keputusan dari KPAI kalau film ini nggak layak ditonton untuk anak-anak, jadi kita sama-sama ikuti KPAI aja ya, kalau film ini baiknya tidak ditonton oleh anak-anak.
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P