Apa kabar, teman-teman?
Seringkali ketika
terpikir untuk membeli sabun muka, shampoo,
deodorant, atau bahan-bahan masakan yang enggak bisa dibeli di warung
terdekat, tapi di saat itu juga saya lagi nggak bisa capcus ke supermarket. Entah karena waktunya udah
dikit lagi mau ke rumah murid, atau ada tulisan yang
mesti cepat-cepat diselesaikan. Ya yang paling sering sih karena males juga mesti rapi-rapi dulu, haha...
mesti cepat-cepat diselesaikan. Ya yang paling sering sih karena males juga mesti rapi-rapi dulu, haha...
Makanya, begitu pas
baca postingan Mba Astri dari facebook,
kalau Mba Astri bersama tim dari Kriya
Indonesia mau ngadain event
bersama supermarket online Honestbee, buru-buru lah saya daftar.
Karena ini info penting banget kalau buat saya.
Belanja Jadi Mudah Bersama Honestbee |
Event
ini
diadakan di hari minggu, 26 Februari 2017 di Museum Tekstil Indonesia. Sebelumnya kami memang diminta untuk download aplikasi Honestbee dulu di
rumah, biar pas di acara bisa langsung digunakan.
Sesi pertama merupakan
perkenalan tentang Honestbee, sebuah supermarket
online asal Singapura yang memudahkan kita-kita untuk belanja kebutuhan
sehari-hari. So far Honestbee udah
beroperasi di kota-kota besar di Asia sejak tahun 2015. Kalau untuk di
Indonesia sendiri, launching-nya
diadakan tanggal 25 Januari 2017 di Jakarta.
Nyimak penjelasan tentang supermarket online Honestbee |
Lalu saya klik untuk
pilih negara. Untuk pilihan negaranya ada Singapura, Hong Kong, Taiwan, Jepang,
Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Saya pilih yang Cipinang Indonesia.
Setelah pilih negara,
pilihan bahasa pun juga ditampilkan. Bisa kita pilih, mau yang bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris.
Ngisi data
diri beres. Saatnya saya pilih-pilih belanjaan. Ini karena saya pilih yang
bahasa Inggris, jadi tampilannya begini. Ada tulisan “Groceries”. Yang saya lakukan di sini adalah:
Mari mulai belanja bersama Honestbee |
So
far
Honestbee bekerja sama dengan Transmart
Carrefour dan nantinya akan terus mengepakkan sayap untuk bermitra dengan supermarket atau shops lainnya. Oh ya, ini yang paling penting juga. Untuk harga, sama dengan yang dijual di supermarket ya.
Enaknya belanja apa ya di Honestbee |
Setelah klik Transmart
Carrefour, akan muncul tulisan “Department”.
Ini untuk memudahkan kita pilih-pilih kelompok belanjaan.
Wew di Honestbee lagi ada minyak diskon |
Dari pilihan yang ada
di kolom “Department”, saya pilih
yang “Food Cupboard”, lalu begini
tampilannya. Ada belanjaan yang bisa saya klik beserta jumlahnya.
Biar belanja di Honestbee lebih spesifik |
Di kolom “Filter” ini bisa diklik untuk memilih
belanjaan yang lebih spesifik dari “Food
Cupboard” di kolom Department.
Misal mau beli selai, di kolom Filter-nya
klik aja “Honey, Jam & Spread”.
Pilih yang murah atau yang mahal nih? |
Di kolom “Sort” ini kita bisa pilih klik rate untuk memilih belanjaan dengan
harga yang sesuai dengan kondisi hidup kita, haha...
Total belanjaan saya di Honestbee |
Kalau udah selesai
belanja, tinggal klik kolom “Cart”.
Nanti akan muncul total belanja beserta total fee sebesar 20 ribu.
Proses belanja saya di Honestbee hampir selesai |
Di kolom selanjutnya, saya klik untuk pengisian alamat lengkap, lalu pada bagian “Time Slot” ini yang ada tulisan “Transmart Carrefour”, bisa
dipilih untuk tanggal dan jam pengiriman. Bisa untuk 7 hari ke depan. 7 hari
ke belakang nggak bisa, karena masa lalu nggak bisa terulang, cuma bisa
dikenang.
Di bawahnya lagi ini
ada pilihan pembayaran. Mau yang bayar di tempat atau menggunakan credit card. Nggak ada pilihan boleh ngutang.
Selesai deh belanja saya di Honestbee |
Kalau semuanya udah
beres, nanti akan ada notif seperti ini. Notif juga terkirim ke email. Tinggal tunggu aja kurirnya
datang bawa belanjaan dari Honestbee.
Oh ya, itu kalau saya
ada tulisan diskon karena saya punya voucher.
Jadi di kolom total tinggal dimasukkan aja kode voucher-nya.
Sewaktu di event, pengantaran belanjaan memang
serentak pada jam 1 siang ke Museum Tekstil Indonesia. Pas di rumah, saya order rada pagi. Tetap bisa diterima
tapi pengantaran dimulai jam 11.
Belanja-belanja seru
lewat aplikasi supermarket online
Honestbee pun selesai. Saatnya kami pulang? Oh tidaaaakkk... selanjutnya kami
pun piknik asyik ke dalam Museum Tekstil Indonesia.
Mba Astri, Ibu Perwakilan dari Museum Tekstil, Fanny |
Tau nggak? Di Museum
Tekstil Indonesia ini kami dipandu oleh Fanny, cewek asal Perancis yang paham
luar biasa tentang sejarah Tekstil di Indonesia. Sebenernya malu juga sih, kok
bule malah yang meng-guide saya
tentang sejarah negeri saya sendiri. Tapi ya nggak apa-apa, setidaknya kita pun
berhak bangga ya, ada foreigner yang
mau belajar lebih banyak tentang keindahan budaya negeri ini.
Begitu pintu museumnya
dibuka, wow... beragam kain dan pakaian pun terhampar. Nggak terhampar juga
deng, maksudnya dipajang di dalam kaca, dan ada juga yang dipajang di dinding.
Ini di area tengah |
Di Museum Tekstil
Indonesia ini ada 2.350 koleksi tekstil yang dipajang. Di antaranya 886 koleksi
tenun batik, 819 kain tenun, 425 campuran, 70 peralatan, serta 150 koleksi
busana dan tekstil kontemporer.
Museum Tekstil
Indonesia ini macam rumah yang luas. Eh ternyata memang waktu di abad ke 19,
dulunya Museum ini memang rumah tinggal milik orang Perancis, lalu dijual ke
Konsul Turki, dan dijual lagi ke orang Belanda. Di tahun 1946, tempat ini
dijadikan sebagai markas Pemuda Barisan Pelopor dan Barisan Keamanan Rakyat
(BKR). Lalu dijual lagi ke orang Tionghoa hingga pada tahun 1952, tempat ini
dibeli oleh Departemen Sosial RI.
Ini di ruangan kanan |
Pada tahun 1976, tempat
ini diserahkan kepada Pemda DKI, hingga pada tanggal 28 Juni 1976, Museum
Tekstil Indonesia pun diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Sedangkan galeri
batiknya diresmikan pada tanggal 2 Oktober 2010 dan dikelola oleh Yayasan Batik
Indonesia.
(((Lalu pertanyaan saya adalah... berapa kali rumahnya dijual? Haha...)))
Museum Tekstil
Indonesia ini memiliki dua gedung utama, yaitu gedung pameran tetap dan tidak
tetap. Terus selain lihat-lihat koleksi tekstil, di Museum Tekstil Indonesia
ini juga diadakan penyuluhan, pelatihan, workshop,
dan juga edukasi kultural.
Sama kayak jadwal
kunjungan ke museum umumnya, Museum Tekstil Indonesia ini buka dari hari
selasa s/d minggu dari jam 09.00 – 15.00. Untuk hari senin dan hari libur
nasional tutup ya.
Berapa harga tiketnya?
Cuma goceng untuk orang dewasa, 3 ribu untuk mahasiswa, dan 2 ribu untuk
anak-anak. Hemm... cukup murah kan untuk menambah wawasan kita tentang dunia
tekstil.
Selesai tengok-tengok kain dan pakaian batik yang
cakep-cakep banget, kami pun istirahat sebentar sembari minum minuman botol
yang dibagikan oleh Mba Tanti. Sebelumnya Mba Tanti juga bagiin breakfast box pas kami baru datang. Pokoknya
makan melulu deh, haha...
Chef Jun dari @ResepDapurAyah dan Mba Gita |
Acara pun berlanjut
dengan nonton demo masak dari Chef Jun dari IG @ResepDapurAyah. Udeh nggak
jaman ye, kalau masak cuma didominasi sama kaum perempuan dan para Ibu aja. Para
Ayah pun sekarang juga turut ambil bagian untuk menyehatkan istri dan anak-anak
dengan masakan yang enak dan bergizi. Hasyekkk... Laki anda nggak bisa masak???
Suruh belajar gih sama @ResepDapurAyah hahahah...
Ayam Rica Rica ala Chef Jun |
Masakan pertama yang
dibuat Chef Jun adalah Ayam Rica Rica. Perpaduan ayam dengan rempah Indonesia
yang khas, plus wangi yang menguar dari serai dan daun jeruk. Gurihnya pas dan
pedasss... Mantap.
Pudding Sarikaya Gula Merah ala Chef Jun |
Nonton demo masak dari Chef Jun @ResepDapurAyah dan icip-icip pun selesai. Selanjutnya menuju makan siang dan bagi-bagi goodie bag dari Honestbee.
Kami makan ngemper, maka kami wefie, biar happy |
Makasih banyak ya, Honestbee, untuk event-nya. Saya jadi tau banyak deh tentang supermarket online yang bisa tinggal klik aja lewat hape. Makasih juga untuk tim dari Kriya Indonesia yang udah ngundang saya untuk seru-seruan yang menambah wawasan ini. Untuk Museum Tekstil Indonesia plus Fanny sebagai pemandu, makasih ya udah ngajak saya piknik, hehe...
Makasih juga untuk teman-teman yang udah baca. Moga cerita-cerita saya ini bermanfaat ya untuk kemudahan teman-teman berbelanja kebutuhan
No comments:
Post a Comment
Hai, temans... Makasih banyak ya udah mampir. Semua komen lewat jalur moderasi dulu ya :D Don't call me "mak" or "bund", coz I'm not emak-emak or bunda-bunda :P